Segala Sesuatu tentang Tokenomics

Dipublikasikan pada tanggal 23 Feb 2022
Ditulis oleh andre cahyadi (@prosperaan)
Untuk komunitas Cardano Indonesia
Referensi:
Post ini berasal dari hasil DYOR penulis sendiri
Jika ada yang mau menyanggah atau kurang tepat, penulis siap merevisi :smiley:

Total Token Supply

Jumlah token yang ada saat ini (baik di dalam sirkulasi maupun yang dikunci), tidak termasuk token yang sudah di-burn.

Max Token Supply (Hard Cap)

Jumlah maksimum token yang dapat di-issue atau di-minting oleh sebuah project

Max Token Supply (Soft Cap)

Jumlah token atau nominal USD yang diperlukan agar sebuah project dapat berjalan dengan minimum viable product (MVP) terlebih dahulu

Circulating Supply

Jumlah token yang ada di sirkulasi saat ini dan siap untuk di-trade di market.
Selalu invest pada project yang circulating supply-nya lebih dari 50%. (velocity-nya harus balance, lihat post Coin(Token) Velocity)

Market Capitalization

Market Cap = Harga Token x Circulating Supply

Fully Diluted Market Cap

Nilai teoritis Market Cap jika supply maksimum token sudah tercapai dan ada di dalam sirkulasi semua. (indikator valuasi yang lebih baik daripada market capitalization)

Allocation & Distribution

a. Fair Launch
Token dapat ditambang, didapat, dimiliki, dan diatur oleh komunitas langsung tanpa early access, pre-mine, atau token allocations.

b. Pre-mine
Sejumlah token di-minting lalu didistribusikan sebelum project diluncurkan ke publik. Token yang di-minting dialokasikan kepada para VC sebagai investor awal, dan juga kepada para founder dan tim selama masa development awal.
Di dalam pre-mine terdapat istilah Vesting, yang menunjukkan bagaimana token akan dialokasikan dalam beberapa periode waktu.

Ada 2 jenis tipe Vesting:

  • Reverse Vesting
    Membatasi kesempatan bagi para VC, founder, dan tim untuk melikuidasi atau menjual tokennya.
    Sebuah project dapat mempersingkat periode vesting-nya, misal hanya 2 tahun, namun token baru dapat dijual seluruhnya setelah 4 tahun.
    Tokens yang sudah di-unlocked setelah 2 tahun dapat diarahkan ke staking atau hal lainnya, sebelum dapat dijual di tahun ke-4.

  • Normal Vesting
    Token dikunci di dalam smart contract dengan periode waktu yang sudah ditentukan, misalnya 3-4 tahun periode vesting.
    Founder dan tim dapat menentukan untuk mengunci beberapa persen dari jumlah token, kemudian di-unlock secara berkala.
    Misalnya: 20% selama 6 bulan, 30% setelah 1 tahun, dan 50% sisanya di tahun kedua.
    Di sini, biasa ada cliff period dimana para VC, founder, dan tim harus menunggu terlebih dahulu sampai dinyatakan fully vested sesuai dengan periode waktu yang sudah ditentukan, atau dapat juga di-set up berdasarkan project milestone tertentu, atau menggabungkan periode waktu dan project milestone secara bersamaan.
    Tidak seperti reverse vesting, para VC; founder; dan tim dapat langsung menjual token-nya ketika token sudah di-release ke mereka.

Apa saja yang harus ada di dalam sebuah Tokenomics?

  1. Purpose (Tujuan): Hal apa yang ingin dicapai dengan adanya token ini?
  2. Functionality (Fungsi): Bagaimana cara mencapai tujuan itu?
  3. Utilization (Utilitas): Bagaimana token dapat digunakan secara aktif?
  4. Distribution (Distribusi): Bagaimana proses pendistribusian token?
  5. KYC (Know Your Customer): Project yang membutuhkan KYC sebelum penjualan token secara umum lebih reliable daripada project yang tidak melakukan due diligence sama sekali.
  6. Tambahan: Setiap project pada umumnya membutuhkan bantuan legal (tim legal internal atau bayar external lawyer) dalam menyusun whitepaper, mengurus merk dagang (All Rights Reserved), Privacy Policy, serta Terms & Conditions. Jika sebuah project tidak memiliki ini semua, maka perlu dipertanyakan keseriusan project ini. Beberapa project yang fully transparent bahkan ada yang mencantumkan dimana domisili perusahaannya sampai pihak ketiga yang bekerja sama dengan mereka.

Model - Model Token

  1. Inflationary
    Token akan di-minting secara terus menerus (tidak ada max supply) sesuai dengan tingkat inflasi yang ditentukan
  2. Deflationary
    BTC adalah contoh aset deflationary dimana supply-nya sudah di-cap maksimum, yakni berjumlah 21 juta BTC.
    Aset deflationary mungkin memberikan insentif lebih kepada para holder-nya, namun ada kemungkinan penggunaannya akan terbatas di ekonomi, karena lebih cenderung menjadi store of value.
    Beberapa aset deflationary bahkan ada yang menerapkan ‘token burning’ untuk menaikkan harganya.
  3. Asset-Backed Model
    Stablecoins seperti USDT, USDC, BUSD adalah beberapa contoh aset yang di-pegged dengan fiat value USD.
  4. Dual Token Model
    Biasanya digunakan untuk circumvent regulasi atas peraturan ICO di beberapa negara. Salah satu token digunakan untuk keperluan funding dan token lainnya sebagai token utilitas.